WELCOME TO MY BLOG

Tuesday, April 16, 2013

UKM makin Sulit Mendapatkan Dana Kredit

Dewan UKM Desak Perbankan Turunkan Suku Bunga Kredit
MAKASSAR,UPEKS–Pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) saat ini masih lamban. Bahkan banyak dari mereka yang gulung tikar dan tak mampu bersaing dengan pengusaha luar yang datang menanamkan modalnya di Sulsel, khususnya Makassar. Penyebabnya, selain masalah persoalan regulasi usaha, pedagang juga masih susah mendapatkan bantuan modal dari pihak perbankan. Bunga kredit bank yang relatif tinggi mencapai angka 12% sangat sulit terjangkau. Yang lebih memiriskan lagi, perbankan mempersulit mendapatkan akses kredit kalangan UKM.

Sedangkan, pengusaha yang telah berkembang sangat mudah mendapatkan kredit usaha. Padahal, potensi kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) besifat koorporasi cukup tinggi. Hal itu disampaikan Ketua Dewan UKM terpilih, Kadir Halid dalam sosialisasi dan konsolidasi UKM yang tergabung dalam
Asosiasi Pedagang Informal Makassar (Aspim) di Makassar, Minggu malam (24/3). Kata dia, kendala UMK atau UKMKM dalam mengembangkan usaha saat ini adalah susahnya mendapat pinjaman dan tingginya bunga kredit bank. Selain itu, proses administrasi juga kadang menjadi penghambat.
“Kami meminta kepada perbankan, melalui Bank Indonesia (BI) agar menurunkan bunga bank untuk kredit UKM agar pelaku UKM bisa mengakses perbankan dengan mudah dan bisa mengembangkan usahanya dengan baik,”paparnya. Menurutnya, tingginya bunga kredit bank untuk UKM menjadi ketimpangan saat ini, khususnya program pemerintah dalam menciptakan sebanyak mungkin pengusaha. “Kehadiran UKM dalam persaingan bisnis memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, bahkan mencapai 99 persen,” jelas Kadir Halid yang juga Anggota Komisi B Bidang Ekonomi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulsel ini. Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel ini juga menegaskan, tingginya bunga bank menghambat pertumbuhan usaha kecil.

Bahkan hal ini juga bisa mematikan geliat UKM di berbagai daerah, termasuk di Makassar. “Suku bunga bank yang diberikan perbankan terlalu tinggi, yaitu dua digit antara 12-16 persen. Seharusnya perbankan bisa menurunkan bunga menjadi single digit antara 4-5 persen seperti negara tetangga Malaysia, China dan Singapura,”paparnya. Kadir juga menegaskan, kehadiran dewan UKM akan menjadi wadah pelaku UKM untuk mendapatkan akses dan memfasilitasi pedagang ke bank. Selain itu, Dewan UKM juga melakukan pembinaan dan pedataan jumlah UMKM se-Makassar.
“Pasca konsolidasi dan sosialisasi ini, kami dari perwakilan dewan UKM akan melakukan audiens dengan semua pimpinan bank. Sehingga program pengembangan usaha dapat dinikmati masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan modal kerja,”paparnya. Dia menambahkan, salah satu program bank, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang sebenarnya bunga kreditnya juga cukup besar. Ditambah informasinya tidak sampai ke masyarakat. Sehingga Dewan UKM akan mewadahi semua pelaku usaha dalam mendapatkan pinjaman. “Melalui Dewan UKM ini, akan menjadi wadah bagi para pengusaha untuk mendesak pemerintah membuat regulasi yang baik. Termasuk penataan bisnis.
Sebab monopoli usaha terjadi seperti menjamurnya minimarket yang menggusur pedagang asongan,”paparnya. Sementara itu, pengurus Dewan UKM yang juga pelaku UKM, Erny Saroingsong menuturkan, sosialisasi dan konsolidasi Dewan UKM menghadirkan 500 pedagang se-Kota Makassar bertujuan untuk memberikan pengetahuan tambahan mengenai tata cara mengembankan usaha, termasuk pinjaman dari bank. Serta mengetahui potensi kenaikan dan penurunan bunga bank. “Dewan UKM juga melakukan pembinaan, dengan melihat kelayakan usaha. Bantuan yang diberikan asal-asalan. Harus melihat kemampuan para pedangang. Agar bantuan yang diberikan tidak over,”paparnya. Menurutnya, berdasarkan data dari Bank Indonesia, saat ini UKM yang bisa mengakses perbankan hanya sekira 17%. Data ini sangat minim, jika dibanding negara lain. (amp/rus)

No comments:

comment

kirim saran anda di bawah ini

Powered by 123ContactForm | Report abuse